GLOBALISASI
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki
hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan
antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,
budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Dalam banyak
hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua
istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah
globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas
negara.
Kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin
terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan
ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah
proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut
pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang
paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan
negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,
globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore
Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada
tahun 1985.
A.
PENGERTIAN
GLOBALISASI
Beberapa ahli memberikan definisi mereka terhadap
globalisasi yang diuraikan sebagai berikut :
a.
Anthony Giddens
Globalisasi adalah
proses peningkatan kesalingketergantungan masyarakat dunia.Hal ini di tandai
dengan danya kesenjangan besar antara kekayaan dan tingkat hidup
masyarakat-masyarakat dunia ketiga.
b.
Cochrane dan Pain
Globalisasi
merupakan munculya sebuah system ekonomi dan budaya global yang membuat manusia
di seluruh dunia menjadi masyarakat tunggal yang global.
c.
Cohen dan Kennedy
Globalisasi adalah
seperangkat transformasi yang saling memperkuat dunia, meliputi hal-hal sebagai
berikut.
1) Perubahan dalam konsep ruang dan waktu.Hal
ini diakibatkan oleh perkembangan komunikasi global serta pergerakan
massa(turisme).
2) Pasar dan produksi ekonomi di
Negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan ,pembagian pekerjaan yang baru secara
internasional,peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan didominasi
organisasi semacam WTO.
3) Peningkatan interaksi cultural melalui
perkembangan media masa.
4) Meningkatnya masalah bersama,di bidang
ekonomi (penggannguran dan utang), lingkungan (perubahan iklim global) serta
masalah lainnya (AIDS,terorisme dan perdagangan obat terlarang internasional).
d.
Malcom Waters
Proses sosial ketika batas-bats geografis serta budaya
menjadi semakin kabur dan masyarakat dunia kian meningkatkan kesadarannya akan
mengaburnya batas-batas tersebut.
B.
CIRI GLOBALISASI
Berikut ini
beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di
dunia.
Hilir mudiknya
kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia
di seluruh dunia.
·
Perubahan dalam konsep ruang dan waktu.
Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan
massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang
berbeda.
·
Pasar dan produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
·
Peningkatan interaksi kultural melalui
perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita
dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami
gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
·
Meningkatnya masalah bersama, misalnya
pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan
lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada
globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan
dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia
yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa
ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang
mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan
globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
C.
PROSES
BERLANGSUNGNYA GLOBALISASI
Bagaimanakah proses berlangsungnya urutan globalisasi
dalam kehidupan masyarakat. Urutan-urutan proses berlangsungnya globalisasi
dapat di uraikan sebagai berikut.
a.
Benih-benih
globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan
antarnegeri.Sekitar tahun 1000 dan 1500 M,para pedagang dari Cina dan India
mulai menelusuri daerah lain, baik melalui jalan darat (Jalan Sutra) maupun
melintasi laut untuk berdagang.
b.
Fase
selanjutnya akan ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan
Afrika.Selain membentuk jaringan dagang,kaum
pedagang juga menyebarkan nilai-nilai agamanya,nama-nama,abjad,arsitektur,nilai
social, dan budaya Arab ke seluruh dunia.
c.
Fase
selanjutnya ditandai perkembangan kolonialisasi di dunia oleh bangsa-bangsa
Eropa (Spanyol,Portugis,Inggris,Belanda) yang membawa pengaruh besarterhadap
difusi kebudayaan di dunia.hal ini didukung pula oleh terjadinya Revolusi
Industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dan berkembangannya
teknologi baru.
d.
Semakin
berkembangnya industri dan kebutuhan terhadap bahan baku serta pasar,juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia.
e.
Sehubungan
berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya komunisme dunia,kapitalisme mendapat
momentum baik untuk muncul sebagai jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan
dunia.Implikasinya, Negara-negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar bebas.Hal ini ditambah
pula dengan perkembangan teknologi dan transportasi.Alhasil,sekat-sekat
antarnegara pun mulai kabur.
D.
TEORI GLOBALISASI
Cochrane dan Pain
menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi
teroritis yang dapat dilihat, yaitu:
Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang
memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka
percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan
hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian,
para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses
tersebut.
Para globalis positif dan optimistis menanggapi
dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan
menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
Para globalis pesimis berpendapat bahwa
globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya
adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi
yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari
mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi.
Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika
memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi
sebuah fenomena internasional selama ratusan
tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan,
atau evolusi, dari produksi
dan perdagangan kapital.
Para transformasionalis berada di antara para globalis dan
tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat
dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa
sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini
berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat
hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang
sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa
proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya,
dapat dikendalikan.
E.
SEJARAH GLOBALISASI
Banyak
sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang
dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan
globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad
yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia
mulai mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu,
para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui
jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan
laut untuk berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh
pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi.
Fase
selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim
membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping
membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama,
abjad, arsitek, nilai
sosial dan budaya Arab ke warga
dunia.
Fase
selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah
pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang
meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan
dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat
itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar
terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin
berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di
Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka
berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah
beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon
globalisasi hingga saat ini.
Fase
selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia
runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan
terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di
dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula
dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil,
sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.
F.
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP GLOBALISASI
1. Gerakan
Pro-Globalisasi
Pendukung
globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi) menganggap bahwa
globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat
dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang
dicetuskan oleh David Ricardo.
Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung
dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya
adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara
dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang
dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki
keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih efesien
dan bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki
keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang dianjurkan
untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya
untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran
kain dengan membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.
Salah satu
penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan
dan kebijakan proteksi dari
pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi
dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan biaya produksi
barang impor sehingga sulit
menembus pasar negara yang
dituju. Para pro-globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan
tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga
harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena
permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.
Beberapa
kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia dan IMF, mereka berpendapat
bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada suatu
negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak
pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang kemudian
menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya,
meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara, dan sebagai akibatnya,
tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun, akibatnya
masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya; termasuk
konsumsi barang impor, sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut
mereka -- mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.
2. Gerakan Anti-Globalisasi
Antiglobalisasi
adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis
orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan
lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO).
"Antiglobalisasi"
dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara
yang lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan
sosial yang berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam
perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang
menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional,
dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
Namun,
orang-orang yang dicap "antiglobalisasi" sering menolak istilah itu,
dan mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global,
Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah lainnya.
G.
JENIS GLOBALISASI
a)
Globalisasi
Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan
suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana
negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa
rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal,
barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu
negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu
pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya
produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan
nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
Globalisasi produksi, di mana
perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan
sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena
upah buruh yang rendah,
tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim
usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses
untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua
negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa
Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan
dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca
negara.
Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu
memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan
staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman
internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan
globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
Globalisasi
jaringan informasi. Masyarakat suatu negara
dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena
kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan
komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan
dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau
hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik
yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan
penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan
demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah
terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan
internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi
bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar
dunia.
1. Kebaikan
globalisasi ekonomi
Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini
sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat
digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan
memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan
yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu
negara
Perdagangan
yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih
banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan
barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang
lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan
luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh
lebih luas dari pasar dalam negeri.
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi
yang lebih baik
Modal dapat
diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga
terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan
sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh
perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal
dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara
maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu
menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
2. Keburukan
globalisasi ekonomi
Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek
dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih
bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang
baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri
yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan
sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada
industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
Memperburuk
neraca pembayaran
Globalisasi
cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya,
apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang.
Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk
lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto
pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit.
Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan
(pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat
berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
Sektor
keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek
penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio
yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar
negeri ke pasar saham. Ketika pasar
saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran
bertambah bak dan nilai uang akan bertambah
baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam
negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi
bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor
keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara
keseluruhan.
Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka
panjang
Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam
jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang
pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan
nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya
dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada
akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan
ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin
tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
b)
Globalisasi kebudayaan
Globalisasi
mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya. Kebudayaan
dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values)
yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan
dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam
pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam
pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan
penemuan seseorang adalah kesenian, yang
merupakan subsistem dari kebudayaan.
Sub-kebudayaan Punk, adalah contoh
sebuah kebudayaan yang berkembang secara global
Globalisasi sebagai sebuah gejala
tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga
menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal
dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para
penjelajah Eropa Barat ke berbagai
tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun,
perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20
dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak
melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi
antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi
kebudayaan.
ü
Ciri
berkembangnya globalisasi kebudayaan :
Berkembangnya
pertukaran kebudayaan internasional.
Penyebaran
prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
H.
DAMPAK GLOBALISASI
Dampak positif globalisasi antara lain:
Mudah
memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
Mudah
melakukan komunikasi
Cepat
dalam bepergian (mobilitas tinggi)
Menumbuhkan
sikap kosmopolitan dan toleran
Memacu
untuk meningkatkan kualitas diri
Mudah
memenuhi kebutuhan
Dampak
negatif globalisasi antara lain:
Informasi
yang tidak tersaring
Perilaku
konsumtif
Membuat
sikap menutup diri, berpikir sempit
Pemborosan
pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
Mudah
terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu Negara
Dampak Globalisasi bagi bangsa Indonesia :
Dalam
ideologi, memungkinkan bangsa Indonesia
terpengaruh ideology lain ( Liberalisme ) yang menjanjikan kemakmuran.
Dalam
politik, pemerintah lebih bersikap terbuka dan demokratis dalam rangka memenuhi
tuntutan masyarakat.
Dalam
ekonomi, bangsa Indonesia menerima investasi dari luar negeri dan mematuhi
aturan yang dibuat perjanjian regional / internasional.
Dalam
Budaya, meluasnya pengaruh budaya barat sehingga berpeluang bangsa Indonesia
akan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa.
I.
TANTANGAN DAN ANCAMAN GLOBALISASI
1.
Nasionalisme dan Internasionalisme
Globalisasi
telah mengubah wajah negara berkembang dan Indonesia pada khususnya. Sistem
perekonomian yang dulunya sosialis
menjadi pasar terbuka. Perubahan sistem pasar ini disebabkan oleh adanya
interaksi Indonesia dengan negara-
negara barat. Perubahan lain adalah nilai dan sikap nasionalisme.
Globalisasi telah membuat semangat
nasionalisme menurun, sebab setiap
orang berusaha memaksimalkan kepuasannya dan dapat hidup di negara mana saja
berdasarkan kompetensi dan komitmennya.
2. Budaya
Barat dan Budaya Indonesia
Perkembangan
globalisasi juga telah mempengaruhi budaya Indonesia, di mana sikap
individualistis telah masuk, sehingga mengurangi semangat gotong royong.
3. Industri
dan Pertanian
Globalisasi
telah mengubah secara bertahap wajah Indonesia dari pertanian menjadi industri.
Berbagai faktor yang perlu diperhatikan
oleh masyarakat dan bangsa Indonesia dalam globalisasi ekonomi adalah :
a. Menjaga kestabilan politik dalam jangka
panjang, sehingga menjamin kepastian hukum untuk investasi.
b.
Menjaga kestabilan ekonomi makro (economic
fundamentals), dengan menstabilkan nilai tukar rupiah dan suku
bunga, mengoptimalkan fungsi Bank Indonesia, dan melakukan koordinasi dengan
otoritas fiskal.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
yaitu : kompetensi dan komitmen melalui demokratisasi pendidikan.
d. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta mengaplikasikannya pada kehidupan bermasyarakat.
e.
Memperbaiki prasarana ekonomi
f.
Meningkatkan kemampuan kewirausahaan
g.
Menyediakan lembaga-lembaga ekonomi
yang modern (seperti perbankan, pasar modal, dan lain-lain).
h.
Membiasakan masyarakat terhadap
terjadinya perubahan.
i.
Memastikan penegakan hukum (law
enforcement)
j.
Mengeksploitasi sumber daya alam
secara proporsional.
4. Menghadapi
Globalisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak dapat
disangkal bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu kunci
kemajuan suatu bangsa, bahkan peranannya akan semakin dominan.
Untuk
menghadapi globalisasi IPTEK, maka pokok pikiran program teknologi dalam
Matriks Nasional Riset dan Teknologi meliputi lima bidang, yaitu :
a. Kebutuhan Dasar Manusia; sebagai unsur
mempertahankan dan mempertinggi nilai manusia sebagai potensi pembangunan
nasional.
b. Sumber Daya Alam dan Energi; karena manusia
membutuhkan sumber daya ini sebagai bahan dan sarana produksi.
c. Industrialisasi; karena manusia membutuhkan
industri untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa, di samping kebutuhan
dasarnya, guna meningkatkan kualitas hidupnya.
d. Pertahanan/Keamanan; karena manusia perlu
mempertahankan dirinya, sesamanya, dan miliknya terhadap ancaman-ancaman dan
mengingat bahwa berbagai hasil teknologi pertahanan/keamanan dapat digunakan
juga untuk segi-segi selain pertahanan/keamanan.
e. Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Falsafah;
sebagai segi-segi kehidupan yang mendasari dan mendukung keempat bidang
sebelumnya, manusia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya,memanfaatkan sumber daya
alam dan energi, menjalankan industrialisasi, dan pertahanan keamanan akan
selalu diarahkan oleh pengetahuan ekonomi, analisis sosial, budaya, dan
falsafahnya.
5. Menghadapi Globalisasi dalam Etika dan
Efisiensi
Bagi
Indonesia, penegakan akhlak ini semakin menjadi penting karena masyarakat kita
pada hakikatnya bersifat paternalistis,yaitu suatu masyarakat yang banyak
berorientasi ke atas. Selain itu, penegakan dan pengamalan akhlak secara taat
asas dalam pemerintahan dan dunia usaha merupakan salah satu prasyarat dalam
upaya kita untuk mengentaskan kemiskinan serta mengurangi kesenjangan di
berbagai bidang.
Terkait dengan
upaya peningkatan etika, beberapa hal yangperlu diperhatikan adalah :
a. Menyusun kode etik profesi yang sesuai
dengan karakter dan budaya bangsa.
b. Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada
Tuhan YME sebagai landasan dalam berpikir dan bertindak.
c. Mengembangkan kepribadian bangsa, yaitu
jujur, ramah, sopan, dan terbuka.
J.
MEMPERKUAT DAYA TAHAN DAN DAYA SAING BANGSA
Upaya meningkatkan daya tahan dan daya saing, baik secaraa individual
sebagai manusia Indonesia maupun secara nasional sebagai suatu bangsa.
1. Meningkatkan Daya Saing Individu Manusia
Indonesia dalam Globalisasi
a. Aspek
Intelektual
Sifat
manajemen dewasa ini yang oleh Savage disebut era “Manajemen Generasi Kelima”,
kemampuan berpikir (brainpower) merupakan keunggulan kompetitif suatu
organisasi bisnis. Ilmu
pengetahuan (knowledge) digambarkan sebagai sumber kekayaan,
menggantikan tanah (dalam era pertanian tingkat lanjut), tenaga kerja (dalam
era industri awal), dan modal (dalam era industri tingkat lanjut).
b. Aspek
Kreatifitas
Kreatifitas
adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari
karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sebuah karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungan untuk menghadapi
permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya.
Sumber
daya yang kreatif dan inovatif harus senantiasa berupaya membuka diri,
terus-menerus mengubah, dan dapat mengikuti perubahan yang terjadi
sesuai dengan tuntutan kebutuhan mutakhir.
c. Aspek Moral dan Sikap
Moral pada dasarnya
merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi (Shafei,
1979). Moral merupakan
kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam
hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral merupakan standar
baik-buruk yang ditentukan
bagi individu oleh nilai-nilai sosial budaya, di mana individu sebagai anggota
sosial (Rogers, 1985). Perilaku moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang
damai, penuh keteraturan, ketertiban, dan keharmonisan.
d. Aspek Bahasa
Perdagangan
bebas memberi arti bahwa semua bangsa dan negara di dunia harus terbuka dalam
menerima tenaga kerja hal ini akan mengakibatkan kompetisi antara tenaga kerja
domestik dan tenaga kerja dari negara lain.
Penguasaan
bahasa asing aktif, khususnya bahasa Inggris, harus ditingkatkan, selain untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain, juga untuk
mempercepat proses penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Motivasi
Motivasi
adalah suatu proses di mana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan tertentu. Kinerja
(performance) adalah hasil dari interaksi antara motivasi kerja dan
kemampuan (abilities).
Motivasi
ditunjukkan pula oleh kematangan pribadi. Apabila kematangan pribadi rendah,
maka motivasi rendah, dan pada gilirannya akan mengakibatkan
kinerja yang rendah.
Ada banyak kemampuan mental yang penting ditingkatkan, antara lain :
1) Sikap mental kemauan untuk bekerja lebih dari yang
diminta. Bagi seseorang yang ingin maju, setiap kesempatan akan digunakan untuk
mempelajari hal-hal yang baru.
2) Disiplin
diri. Disiplin diharapkan menjadi sesuatu yang sangat dijunjung tinggi oleh
masing-masing individu. Disiplin diri menyangkut beberapa hal, seperti
penggunaan waktu secara baik, penentuan prioritas, patuh terhadap rencana dan
target yang sudah ditetapkan, termasuk dalam mematuhi berbagai peraturan yang
ada.
3) Memiliki target yang jelas. Untuk meningkatkan
produktivitas kerja, perlu bahwa setiap individu memiliki kejelasan
tentang hal yang akan dikerjakan dan
target yang akan dicapai.
2. Meningkatkan
Daya Saing Nasional Indonesia dalam Globalisasi
a. Daya Tahan dan Daya Saing dalam
Bidang Politik
1) Demokrasi
Apabila bangsa Indonesia tidak sungguh-sungguh dan konsisten dalam melaksanakan semua nilai
demokrasi tersebut, maka bisa terjadi perpecahan (disintegrasi).
2) Politik Luar Negeri
Peluang politik luar negeri Indonesia adalah dapat membuka
kembali kerjasama militer, perdagangan, pendidikan, pertukaran budaya, tenaga
kerja, dan lain-lain dengan negara barat. Contoh, pembukaan kembali kerjasama
militer dengan Amerika Serikat, sedangkan tantangannya adalah Indonesia
memiliki komoditas ekspor barang yang kualitasnya rendah yang menyebabkan kalah bersaing dengan produksi dari negara
lain.
3) Good Governance
Peluangnya adalah Indonesia dapat mengikuti sistem
penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang diterapkan di negara barat dengan
prinsip-prinsip partisipasi, transparansi, rule of law, responsif,
equity, efektif dan efisien, serta accountability
dan vision strategis. Peluang
lain adalah dapat memperoleh dukungan ekonomi dari negara donor seperti IMF.
b. Daya Saing dalam Bidang Sosial
budaya
1) Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi memberi peluang bagi bangsa Indonesia untuk dapat menguasai
informasi dan teknologi dari negara barat, namun tantangannya adalah Indonesia akan menjadi negara sasaran (objek)
dari produk teknologi informasi dan komunikasi negara barat.
2)
Masuknya
Lembaga Pendidikan Asing
Meningkatkan
kuantitas pendidikan asing yang masuk ke Indonesia dapat memberi peluang bagi
bangsa untuk memperoleh pendidikan yang
berkualitas, namun dapat juga menjadi ancaman bagi lembaga pendidikan
Indonesia, khususnya lembaga pendidikan baru dan sedang berkembang.
3)
Budaya
Hedonisme
Globalisasi memberi
peluang bagi masyarakat Indonesia untuk dapat menikmati dan mengikuti
kecenderungan (tren) budaya asing berupa informasi hiburan, fesyen, dan
lain-lain yang bersifat menyenangkan. Namun dapat juga menjadi ancaman ketika bangsa Indonesia tidak mampu
mengendalikan diri untuk menyaring informasi dan gaya hidup asing yang
bertentangan dengan nilai budaya bangsa.
4)
Peluang
dan Ancaman Bidang Hankam dalam Era Globalisasi
Keberadaan Indonesia
pada posisi silang (antara dua benua dan dua samudera) memberi keuntungan untuk
melakukan kerjasama militer dalam bentuk latihan gabungan dengan negara
tetangga, seperti latihan gabungan dengan Malaysia, namun juga dapat mengancam
pertahanan dan keamanan wilayah yurisdiksi nasional Indonesia berupa
pencaplokan wilayah perbatasan, atau pencurian potensi laut oleh pihak asing.
5)
Peluang dan Ancaman Bidang Hukum
Keberadaan globalisasi membuka peluang
Indonesia untuk mengikuti kemajuan sistem penegakan hukum (rule of law)
negara barat yang maju di samping dapat membuka kerjasama dalam bidang hukum,
khususnya mengenai ekstradisi bagi para pelanggar hukum (koruptor) yang
lari ke luar negeri, sedangkan ancamannya adalah kualitas sumber daya hukum
Indonesia yang masih relatif rendah akan kalah bersaing dengan sumber
daya manusia hukum negara asing yang masuk ke Indonesia.
c. Meningkatkan Daya Saing dalam
Bidang Ekonomi
1) Globalisasi
dalam ekonomi telah berkembang pesat dengan berdirinya organisasi perdagangan
dunia. Organisasi ini seperti :
(a)
AFTA (Asean Free Trade Area), yaitu
organisasi ekonomi tingkat Asean dengan anggota Indonesia, Singapura, Malaysia,
Thailand, Brunei, Filipina, Kamboja,Vietnam, Laos, dan Myanmar. Organisasi AFTA menyepakati adanya perdagangan bebas,
baik barang maupun jasa antarsesama negara yang berlaku. Apabila AFTA berjalan,
maka tenaga kerja bebas berpindah antarnegara, serta arus barang dan jasa tidak
mengalami hambatan seperti tarif dan nontarif,
(b) APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)
organisasi ini merupakan kerjasama ekonomi Asia Pasifik, negara-negara Asia
selain ASEAN,yaitu China, Jepang dan Korea, sedangkan Pasifik terdiri atas
Amerika Serikat dan Negara Amerika Latin,
(c) WTO (World Trade
Organization) yaitu organisasi perdagangan seluruh dunia. Organisasi ini bersama anggotanya menetapkan rencana
perdagangan bebas,seperti penurunan dan penghapusan tarif untuk perdagangan
barang dan jasa, peningkatan kualitas barang dan jasa, serta penyediaan sarana
transportasi, komunikasi,dan administrasi perdagangan barang dan jasa.
2) Data perdagangan Indonesia dilihat dari neraca
perdagangan,yaitu jumlah ekspor dan dikurangi impor, selama ini menunjukkan
angka yang positif. Ini berarti bahwa nilai ekspor Indonesia lebih besar dari
nilai impor, dan ini suatu keuntungan bagi Indonesia. Indonesia mengekspor
produk pertanian, tekstil, dan hasil hutan, sedangkan Indonesia mengimpor
mesin, teknologi, dan barang jadi.
3) Data
perdagangan bersih Indonesia apabila dilihat dari neraca keuangan yang meliputi
transaksi ekspor dan impor serta jasa termasuk di dalamnya, arus modal masuk
dan biaya utang ternyata negatif. Ini menunjukkan bahwa Indonesia banyak
mengeluarkan uang dari sektor jasa, dan nilai ini lebih besar dari surplus
perdagangan, impor jasa seperti industri pelayaran, komunikasi, hiburan, dan
bunga pinjaman atas utang Indonesia.
4) Upaya meningkatkan kinerja ekonomi dari
kondisi di atas adalah :
(1) Dalam bidang perdagangan, Indonesiaharus memperbaiki
kinerjanya dengan mengekspor barang jadi,tidak hanya barang mentah. Ekspor
barang jadi ini akan menimbulkan kesempatan kerja baru, masuknya investasi, dan
nilai tambah proses barang. Untuk mengubah ekspor dari barang mentah menjadi
barang jadi, maka diperlukan teknologi baik menyangkut peranti keras seperti
mesin maupun SDM yang menjalankan mesin. Oleh sebab itu, pendidikan yang
menghasilkan penelitian dan kompetensi SDM di Indonesia sangatlah
penting;
(2) Dalam bidang neraca pembayaran, Indonesia
harus menekan defisit dari impor jasa dan keuangan. Hasil dari
ekspor perdagangan ternyata habis untuk membiayai impor jasa dan keuangan.
Termasuk dalam impor jasa ini adalah impor industri keuangan, asuransi, transportasi,
komunikasi,pendidikan dan hiburan, serta bunga dan pokok pinjaman.Untuk
meningkatkan peran industri jasa, maka pemerintah harus memberikan peluang
industri jasa dalam negeri, serta mendorong dunia pendidikan untuk menghasilkan
tenaga kerja dalam bidang jasa yang kompeten sehingga mengurangi tenaga asing
dalam industri ini.
K.
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
APA
ITU GLOBALISASI?
● Globalisasi, sesuai dengan asal katanya yaitu global (sedunia, sejagat) adalah suatu
proses terjadinya perluasan skala k. Demikian pula, perkembangan teknologi komunikasi telah menyebabkan terjadinya aktifitas dan
mobilitas manusia yangmendunia pada tingkat
non fisik yakni berupa pergerakan
ide, informasi maupun isu-isu. Perbatasan fisik geografik menjadi tidak
lagi berarti karena gampang sekali ditembus.
● Jadi,
globalisasi ini menunjukkan perubahan besar dalam masyarakat dunia. Apa yang
ditunjukkan bukan sesuatu yangremeh. Bukan sekedar soal kita menambahkan
perlengkapan modern seperti video, fashion, televisi, parabola, komputer dan
sebagainya dalam cara hidup. Kita hidup di dalam dunia yang sedang mengalami
transformasi yang luar biasa, yangpengaruhnya hampir melanda setiap aspek dari
kehidupan.Entah baik atau buruk, kita didorong masuk ke dalam tatanan global
yang tidak sepenuhnya dipahami oleh siapapun, namun dampaknya bisa kita
rasakan. Kehidupan manusia dari bentuknya, yang lokal menuju
nasional untuk kemudian mengglobal,
meluas ke seluruh dunia atau mendunia.
● Mengapa proses itu terjadi? Tidak lain adalah adanya perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi. Dengan teknologi transportasi memungkinkan manusia berpindah-pindah dari
tempat yang satu ke tempat lainnya dengan cepat. Penemuan pesawat terbang
misalnya, telah menyebabkan mobilitas
manusia yang lebih intens.
● Pada mulanya, globalisasi ini hanya berkaitan dengan
perkembangan perekonomian dunia. Perekonomian global adalah suatu
keadaan di mana segenap aspek perekonomian, seperti
pasokan dan permintaan bahan mentah, informasi dan transportasi tenaga kerja,
keuangan, distribusi, serta kegiatan-kegiatan pemasaran menyatu atau
terintegrasi dalam hubungan saling ketergantungan yang berskala dunia (Cornoy,
et.al, 1993). Dengan kata lain, perekonomian globaladalah suatu perekonomian
yang bekerja sebagai satu unittunggal dan beroperasi serentak dalam satu waktu
di tingkat planet (Castells, 1994). Oleh karena itu, kekuatan-kekuatan
globalisasi cenderung mengikis integritas dan otonomi perekonomian nasional.
● Perekonomian global menuntut perusahaan-perusahaan memperlakukan dunia sebagai satu kesatuan,
dengan bersaing di beberapa pasar besar
sekaligus, tidak secara bertahap lagi.
Hal itu harus dilakukan dengan memasarkan produk-produk secara global
atau menciptakan merek global seperti Coca cola, McDonald atau
Kodak (Levitt, 1983). Akibatnya, perekonomian nasional menjadi kurang
fungsional dalam konteks global itu.
● Bagi Amerika merupakan satu-satunya negara yang paling
sesuai. Sebab, Amerika adalah satu-satunya negara yang demikian plural, yang
terbentuk dari imigran berbagai bangsa dengan berbagai bahasa, namun disatukan
oleh satu bahasa, bahasa Inggris. Karena itu, Amerika adalah negara paling flexible
dan toleran terhadap nilai-nilai yang berbeda. Kondisi seperti itu,
sudah tentu merupakan modal amat berharga untuk berkembang dan menghadapi
perubahan zaman yang demikian cepat. Juga letak Amerika yang amat strategis
dari aspek geografis, akses ke Atlantik,
Pasifik, Amerika Utara, Amerika Selatan, maka Amerika adalah negara yang akan
paling besar menarik keuntungan globalisasi. Globalisasi, akhirnya, akan benar-benar menjadi Amerikanisasi. Sebab, Amerika telah menang start lebih dahulu.
Karena itu, sebagian besar kelangsungan globalisasi juga terletak pada sikap
Amerika itu sendiri.
● Di samping itu, globalisasi tidak melulu dalam pengertian
ekonomi. Globalisasi juga berdimensi politik,
teknologi,budaya dan keagamaan. Globalisasi bukan soal apa yang ada di luar sana (Amerika dan Eropah),
terpisah langsung dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Globalisasi juga
merupakan fenomena di sini (di Indonesia), yang langsung mempengaruhi sistem
kepercayaan dan kehidupan kita.
● Dengan
kian merebak dan canggihnya teknologi media,memungkinkan sebuah masyarakat
menyaksikan bentuk-bentuk kehidupan dan sistem kepercayaan lain yang berbeda.
Kita juga menyaksikan masyarakat lain dalam macam-macam gaya hidup,orientasi
keagamaan yang berbeda, ragam etnik-suku bangsa,perbedaan bahasa dan
sebagainya. Bahkan bukan itu saja,globalisasi merupakan efek jarak jauh. Apa
yang terjadi pada satu belahan bumi, bisa terjadi efek pada belahan bumi yang
lain. Misalnya, teror bom Bali dengan serta merta mempengaruhi dunia kehidupan masyarakat di belahan bumi
lainnya.
Pada intinya, kehidupan masyarakat global saat ini
dihadapkan pada pluralitas kebudayaan yang saling mempengaruhi, yang tidak pernah
kita bayangkan sebelumnya. Saling pengaruh di antara ragam budaya, jika tidak
dikelola dengan baik, akan menimbulkan konflik yang hebat, berkepanjangan dan
susah dihentikan. Seperti disinyalir oleh Huntington (1993), garis-garis batas
dalam dunia mutakhir (dunia era pasca perang dingin)tidak berasal dari politik,
atau ideologi, melainkan kebudayaan. Lebih lanjut Huntington
(1993) mengatakan sekelompok masyarakat modern semakin ditentukan oleh warisan
agama, bahasa, sejarah, dan tradisi yang mereka miliki bersama atau yang
disebut sebagai peradaban.
● Tatkala perjumpaan peradaban satu dengan
yang lainnya, melalui globalisasi, tidak berkembang secara adil, dan tidak ada
saluran komunikasi, maka benih-benih permusuhan kita menggumpal dan siap
meledak. Buat kebanyakan
orang yang tinggal di luar Eropah dan Amerika Utara, globalisasi
terkesan tidak menyenangkan, seperti Westernisasi
atau mungkin Amerikanisasi.
Ketika muncul peradaban yang dominan dan dirasakan menindas oleh peradaban yang
lain, kemungkinan terjadi benturan
peradaban (Clash of Civilazation) sangat mungkin.
● Persoalannya
adalah, bagaimana memikirkan kelangsungan kehidupan global saat ini dan di masa
depan? Bukankah intensitas konflik-konflik dalam masyarakat global kian
meningkat, sangat rawan, dan terkesan tak terkendali.
Apa yang memungkinkan kohesi sosial (nilai-nilai pengikat)dalam masyarakat global, yang
di dalamnya terdapat beraneka ragam pluralitas, bisa diupayakan?
L.
STRATEGI MENGARUNGI GLOBALISASI
1. Bagi Indonesia, atau negara berkembang
lainnya, perlu memperkuat akar
kebangsaan, kemampuan bangsa sendiri,juga memerlukan kerjasama dengan
ASEAN, sebagai forum kerjasama regional, yang tentunya akan memperkuat posisi
tawar negara-negara anggotanya,seandainya kerjasama itu dapat benar-benar
diwujudkan. Contoh, negara-negara Eropah Barat, sebagaimana kita
ketahui, membentuk The European Union,
negara Eropah Bersatu. Tahapannya sekarang, sudah memiliki mata uang tunggal Eropa (euro)
dan bahkan hampir seluruh negara Eropah sudah akan menjadi anggotanya. Di
samping itu, untuk memperkuat akar kebangsaan, kita harus mampu menggali
potensi dalam negeri di segala bidang. Tanpa memperkuat akar kita sebagai
bangsa dan bekerjasama regional yang kokoh, agaknya semakin sulit bagi
Indonesia untuk mampu bersaing di era globalisasi.
2. Perlunya demokratisasi sebagai proses pengambilan keputusan politik. Dengan demokratisasi, kita
dapat menjamin terselenggaranya kehidupan yang plural, perbedaan pendapat yang
sehat, dan membangun konsensus bersama yang harus kita taati. Hanya dengan
demokratisasi, kehidupan berbangsa dan bernegara kita dapat cepat menyesuaikan
diri dengan perkembangan zaman yang cepat itu. Contoh, jangan seperti Amerika,
menuntut negara lain membuka pasarnya, Amerika justru kadang-kadang membatasi
pasarnya. Amerika menuntut transparansi, tetapi justru Amerika sering tidak
transparan dalam menentukan kebijakan di lembaga-lembaga internasional.Juga
terhadap masalah demokrasi, Amerika sering bersikap tidak demokratis, sering
memaksakan sikapnya untuk bisa diterima negara penerima bantuan.
3. Perlu adanya etika global, yaitu sebuah konsensus dasar tentang nilai-nilai
pengikat dan sikap dasar yang dikukuhkan oleh semua sistem kepercayaan (agama)
meskipun terdapat perbedaan dogmatis. Konsensus memerlukan standar etika fundamental (nilai-nilai Universal),
yang meskipun terdapat banyak perbedaan wujudnya dalam agama. Sebuah konsensus
global dimungkinkan terwujud di atas moralitas
dasar (nilai-nilai Universal), seperti kebenaran, keadilan, kemanusiaan, dan semacamnya.
M.
KASUS GLOBALISASI
Situasi politik
global tahun 2008 masih menunggu perkembangan terbaru khususnya dalam pemilihan
Presiden Amerika Serikat bulan November. Situasi dunia akan berubah jika
Hillary Clinton atau Barack Obama terpilih sebagai presiden. Timur Tengah
masih bergolak dimana situasi di Palestina dan Irak masih panas.
Iran masih
menjadi kuda hitam dalam pertarungan dengan negara adidaya Amerika Serikat. Isu
nuklir akan tetap dominan dan dua negara yang menghadapi Amerika – Rusia dan
Cina – akan mewarnai percaturan politik dalam isu nuklir Iran. Di Asia Timur,
Korea Utara masih akan menjadi fokus perhatian karena perlucutan nuklir
Pyongyang bisa saja terganggu dengan berbagai kendala lainnya. Birma masih
menjadi perhatian karena Aung Sang Suu Kyi masih ditahan dan rejim militer
tidak surut untuk mempertahankan diri.
Ekonomi dunia
akan tetap rawan karena kredit bermasalah perumahan di Amerika tidak akan
selesai dalam waktu singkat. Lubang hitam kredit macet ini akan sangat besar
jika terungkap seluruhnya. Disinilah pasar saham akan terpengaruh besar seperti
dirasakan sekarang.
Harga minyak
yang melambung tidak akan surut sehingga menjadi beban banyak negara berkembang
termasuk Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
GLOBALISASI
(
diakses, 12 Febuari 2012, 20:00 )
Globalisasi
(
diakses, 10 Februari 2012, 08:03 )
Takwin, Muklis. 2009. Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk SMA/MA. Banjarmasin: MGMP PKn SMA Kota Banjarmasin