Senin, 28 November 2011

Cara Menulis Kutipan dalam Suatu Karya Ilmiah

Dalam menulis suatu karya ilmiah, kita pastinya akan mengutip pendapat seseorang dari sebuah buku. Banyak hal yang perlu kita perhatikan dalam menulis sebuah kutipan agar bisa menjadi penulis yang baik dan beretika.
Pada hakikatnya terdapat dua jenis kutipan dalam penulisan karya tulis ilmiah, yaitu pengutipan langsung dan tidak langsung.

1.Pengutipan langsung
Pengutipan langsung adalah pengambilalihan pernyataan orang lain secara apa adanya, sesuai dengan redaksi yang terdapat dalam sumbernya. Pengutipan langsung dapat dilakukan apabila sumber kutipan memiliki ciri-ciri pernyataan yang dikutip berupa definisi, konsep yang amat penting, peraturan dan perundang-undangan, pendapat yang kontroversial, tidak berupa ungkapan yang berbelit dan tidak terlalu pajang.
Ada dua cara dalam mengutip secara langsung yang lazim digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah sebagai berikut.
a.      Kutipan yang Kurang dari 40 Kata
Kutipan  yang kurang dari 40 kata ditulis dengan cara sebagai berikut:
·        Kutipan diletakkan diantara tanda petik ganda (“...”)
·        Kutipan disatukan dalam teks utama.
·        Penyebutan nama pengarang diikuti dengan tahun terbit dan halaman sumber bukunya. Penyebutan nama pengarang dapat dilakukan dalam teks utama atau setelah kutipan.
1.      Contoh pengutipan langsung yang kurang dari 40 kata dengan penyebutan pengarang dalam teks.
            Larutan bersifat homogen, dan warnanya jernih. Larutan juga tidak bisa disaring dan tidak akan memisah bila didiamkan. Pada suatu larutan, tidak terjadi pembauran warna (efek Tyndall) karena cahaya yang datang akan diteruskan oleh larutan tersebut. Contohnya adalah larutan gula, larutan garam dapur, dll. Dalam hal keadaan koloid, Vogel (1990:91) mengatakan: “Larutan sejati, yaitu larutan dengan partikel-partikel yang mempunyai dimensi seperti molekul, tak memperlihatkan efek Tyndall.”
2.      Contoh pengutipan langsung atas kutipan yang kurang dari 40 kata dengan penyebutan pengarang setelah kutipan.
            Seorang pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) dan menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-mata didasarkan pada unsur wewenang jabatan. Akan tetapi, ibarat cahaya lampu,  bagaimanapun juga suatu kewibawaan dapat memudar jika tidak dirawat dan dibina. ”Ada tiga sendi kewibawaan yang harus dibina yaitu kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan ( Langeveld, 1955:42-44). Oleh karena itu, seorang calon pendidik harus mampu mengendalikan dirinya dengan sebuah kewibawaan yang tentunya harus dibina terlebih dahulu.

b.      Kutipan yang Sama atau Lebih dari 40 Kata.
Kutipan yang sama atau lebih dari 40 kata ditulis dengan cara berikut.
·        Kutipan ditulis tanpa menggunakan tanda petik ganda (“...”)
·        Kutipan dipisahkan dengan teks utama.
·        Kutipan diketik dengaan spasi tunggal.
·        Jarak kiri teks kutipan ditulis sejajar dengan huruf awal paragraf teks utama, yaitu masuk lima spasi dari pias kiri teks utama.
·        Penyebutan nama pengarang yang pernyataannya dikutip diikuti dengan tahun terbit dan halaman sumber bukunya. Penyebutan nama pengarang dapat dilakukan dalam teks utama atau setelah kutipan.
1.       Contoh pengutipan langsung yang lebih dari 40 kata dengan penyebutan pengarang dalam teks.
Banyak definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti kata “sistem”, seperti yang didefinisikan oleh Tatang M. Amirin (1992:10-11) yang menyebutkan bahwa:
a.Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir,      suatu     himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh.
    b.Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama   berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
c.Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari definisi Tatang M. Amirin tersebut dapat kita simpulkan bahwa sistem diartikan sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen-komponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan (yaitu tujuan dari sistem).
2.      Contoh pengutipan langsung yang lebih dari 40 kata dengan penyebutan pengarang setelah kutipan.
Banyak definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti kata “sistem”, yaitu:  
      a.Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir,        suatu     himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh.
    b.Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama  berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
c.Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Tatang M. Amirin, 1992:10-11).
Dari definisi Tatang M. Amirin tersebut dapat kita simpulkan bahwa sistem diartikan sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen-komponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan (yaitu tujuan dari sistem).

                                                         
2.Pengutipan Tidak Langsung
            Kutipan pendapat ini dilakukan secara tidak langsung, artinya kata-kata yang digunakan tidak sama dengan kata-kata yang dikutip. Pengutipan tidak langsung dapat dilakukan bila mempunyai ciri pernyataan yang dikutip tidak berupa konsep dan definisi yang penting, berupa klasifikasi, ilustrasi dan contoh, berupa ungkapan yang berbelit-belit dan membingungkan pemahaman pembaca, dan berupa ungkapan yang sangat panjang sehingga perlu diambil pokoknya saja.
            Pengutipan tidak langsung dilakukan dengan memasukkannya dalam teks utama dan tidak perlu diberi tanda petik ganda. Hanya nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman buku sumber yang dicantumkan.
            Terkait dengan pencantuman nama pengarang , ada dua cara yang bisa dilakukan, seperti cara dalam kutipn langsung, yaitu nama pengarang masuk dalam teks utama atau nama pengarang ditulis setelah kutipan tidak langsung.
a.      Contoh Pengutipan dimana Nama Pengarang Masuk dalam Teks Utama
Menurut Vogel (1990:72), Endapan adalah zat yang memisahkan diri dari larutan  berfase padat dan terbentuk apabila larutan terlalu jenuh pada zat yang bersangkutan. Endapan bisa berupa kristal atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan akan terbentuk atau tidak bergantung pada kelarutan (solubility) dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut. Serta bergantung pada hasil kali kelarutan ion – ion yang bergabung dalam larutan tersebut atau yang disebut dengan Quosien reaksi (Q). Endapan akan terbentuk ketika hasil kali kelarutan ion-ionnya (Q) lebih besar daripada harga hasil kali kelarutannya (Ksp). Pada kondisi ini larutan dikatakan lewat jenuh sehingga terjadi pengendapan. Jika nilai Q-nya sama dengan Ksp, maka larutan tepat jenuh yaitu larutan tepat akan mengendap. Tetapi ketika nilai Q tidak melampaui atau kurang dari harga Ksp, maka lautan dikatakan belum jenuh sehingga tidak terjadi pengendapan.


b.      Contoh Pengutipan dimana Nama Pengarang Ditulis setelah Kutipan Tidak
Langsung
Endapan adalah zat yang memisahkan diri dari larutan  berfase padat dan terbentuk apabila larutan terlalu jenuh pada zat yang bersangkutan. Endapan bisa berupa kristal atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan akan terbentuk atau tidak bergantung pada kelarutan (solubility) dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut. Serta bergantung pada hasil kali kelarutan ion – ion yang bergabung dalam larutan tersebut atau yang disebut dengan Quosien reaksi (Q). Endapan akan terbentuk ketika hasil kali kelarutan ion-ionnya (Q) lebih besar daripada harga hasil kali kelarutannya (Ksp). Pada kondisi ini larutan dikatakan lewat jenuh sehingga terjadi pengendapan. Jika nilai Q-nya sama dengan Ksp, maka larutan tepat jenuh yaitu larutan tepat akan mengendap. Tetapi ketika nilai Q tidak melampaui atau kurang dari harga Ksp, maka lautan dikatakan belum jenuh sehingga tidak terjadi pengendapan. Vogel (1990:72).
            Pengutipan tersebut merupakan pengutipan yang diperoleh langsung dari sumber asli atau sumber pertama atau sumber primer. Suatu kutipan yang didapatkan dari sumber kedua harus dilakukan dengan mengikuti etika yaitu penulis harus merujuk kedua-duanya, yaitu sumber pertama dan sumber kedua. Sumber pertama adalah nama pengarang yang pernyataannya dikutip dari buku yang dibaca, sedangkan sumber kedua adalah nama pengarang yang bukunya sedang dibaca. Dengan demikian, kita tetap menghargai kedua karya orang tersebut. Cara penulisan kutipan seperti ini adalah sebagai berikut.
Menurut Arrhenius (dalam Vogel 1990:10),molekul-molekul elektrolit, bila dilarutkan dalam air, berdisosiasi menjadi atom-atom atau gugus-gugus atom yang bermuatan, yang sesungguhnya adalah ion-ion yang menghantarkan arus dalam elektrolit dengan migrasi. Disosiasi ini merupakan suatu proses dapat-balik (reversibel) ; derajat disosiasinya berbeda-beda menurut derajat pengenceran. Pada larutan yang sangat encer, disosiasi nyaris sempurna untuk semua elektrolit.
 



2 komentar:

Anonim mengatakan...

thanx info'x...
lengkap bnget...

Anonim mengatakan...

izin ngopas ya,
thanx...

Posting Komentar